HOME

Kamis, 24 Desember 2009

Intermezzo, buat i'tibar saja...

Teman saya bercerita : Suatu ketika dia mendengar gurunya Syaikhina Maimun Zubair Sarang bercerita tentang Imam Ahmad Bin Hanbal, adalah Imam Ahmad, beliau seorang yang wira'i, dalam segala perilaku kehidupan beliau, beliau selalu bersandar kepada Alqur'an dan Alhadits, hingga suatu ketika Imam Ahmad mendapat Ilham " Rodlitu Anka Ya Ahmad ibna Hanbal, Bimutaba'atika bisunnati Nabiyyi " Aku Ridlo atasmu wahai Ahmad bin Hanbal, karena ikutmu kepada sunnah-sunah nabi-Ku. Hingga seumpama Imam Ahmad itu di suguhi Semangka, beliau tidak mau memakanya. Liannahu Ma Waroda An Rosulillah bi Annahu Ya'kulu Albattikh.. Karena tidak pernah terwarid dari Rasulullah, kalau beliau makan semangka.. (intaha)


Bahwasanya hakekat cinta kepada Rasulullah itu tidak terbatas hanya kita mengetahui sunnah-sunnahnya, tapi juga hati kita harus ada ta'alluq (ikatan) kepada sosok pribadi Rasulullah, tidak cukup kita tahu, kalau hal ini perkara sunnah, itu sunnah, tapi sosok Rasulullah tidak pernah hadir di hati, kita mengaku cinta kepada Rasulullah melebihi cinta kita kepada 0rang tua dan anak-anak kita, tapi sudahkah kita Tempatkan Rasulullah di hati kita melebihi 0rang tua dan anak-anak kita?
Kalau kita selalu merindukan orang tua kita, pernahkah kita selalu merindukan Rasulullah?

Kalau kita merindukan orang tua dan anak-anak kita sampai kita memimpikan mereka, pernahkah kita merindukan Rasulullah hingga Rasulullah berkenan menemui kita di MIMPI kita?

Mari kita latihan, kita tempatkan Rasulullah di hati kita, apapun dalam gerak langkah kita, dalam diam kita, kita sandarkan kepada Rasulullah, kita makan dengan tangan kanan, kita tahu kalau itu sunnah, tapi pernahkah kita terbesit di pikiran bahwa " Beginilah cara kekasihku Muhammad Makan, maka aku ikuti cara makanya , beginilah cara kekasihku Muhammad berjalan, maka aku ikuti cara berjalanya, beginilah cara kekasihku Muhammad Tidur, maka aku ikuti cara tidurnya ", pernahkah kita terbesit akan hal itu?
Kalau kita mengaku cinta kepada Rasulullah, tapi kita tidak pernah menghadhirkan Rasulullah di hati kita, itu sama halnya cinta kita itu ibarat jasad yang tanpa ruh.
Mari kita hadhirkan Rasulullah di hati kita, kita mulai dari perkara yang kecil. Insya Allah, Allah akan meridhoi kita, dan semoga Rasulullah berkenan menemui kita di mimpi-mimpi kita, terlebih-lebih dalam keadaan kita terjaga. Assholatu Wassalamu Alayka Ya Sidy Ya Rasulallah... Shollu Alannaby..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar